Sabtu, 21 Juli 2012

Utamakan Pemeliharaan Alat Semprot/Sprayer Secara Teratur


  

www.pencemaran-lingkungan-bumi.blogspot.com

Sumber: Sinar Tani dan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat

Crop Life Indonesia tidak henti-hentinya melakukan pelatihan petani dan pekebun pengguna pestisida dalam tata cara penanganan pestisida/ppt secara aman dan bijaksana.
5 Aturan emas untuk penanganan pestisida secara benar dan aman yaitu 1. Pahami Label; 2. Kerjakan dengan Hati-hati; 3.Senantiasa Jaga Kebersihan Diri; 4. Pelihara Alat Semprot dengan Teratur; 5.Kenakan Alat Pelindung Diri Sesuai Anjuran.
Pahami cara kerja alat semprot yang digunakan dan kenali bagian-bagiannya. Dengan demikian apabila alat tersebut tidak bekerja dengan baik, maka dapat diketahui penyebabnya dan segera lakukan perbaikan. Alat semprot yang tidak berfungsi dengan baik dapat menimbulkan kerugian dalam hal waktu, tenaga dan uang. Oleh karena itu sadari bahwa alat semprot harus selalu dalam keadaan prima saat dipergunakan di lapangan.Alat semprot bagi petani adalah seperti sebuah senapan para prajurit yang sedang berperang. Apabila senapannya macet, rusak atau tidak berfungsi, maka kesempatan untuk memenangkan perang menjadi hilang, bahkan dirinya akan celaka karena ditembak musuh lebih dahulu.
Crop Life melakukan pelatihan petani mengenai pemeliharaan alat semprot untuk mencegah terjadinya kebocoran. Banyak permintaan petani dari berbagai daerah dan pelatihan terus dilaksanakan sesuai keinginan petani.
Kebocoran alat semprot umum terjadi dilapangan, disebabkan adanya kerusakan atau aus karena waktu, terutama pada bagian-bagian slang, nozzle dan kran. Hal tersebut sering dianggap sepele, padahal tetes demi tetes pestisida yang keluar karena bocor adalah membuang uang yang tidak sedikit jumlahnya. Perlu diingat bahwa harga pestisida tidak akan pernah turun, malah kecenderungan untuk terus naik.
Andaikan saja kehilangan pestisida karena kebocoran senilai Rp. 1000,- setiap tangki, bila sehari menghabiskan sejumlah 10 tangki, maka uang yang hilang sebesar Rp. 10.000,- dalam sehari. Mudah dihitung, berapa uang hilang dalam semusim tanam, yang kadang-kadang menyemprotkan pestisida sebanyak 30-45 hari kerja.
Kehilangan uang akan semakin bertambah apabila pestisida yang digunakan adalah pestisida berkwalitas tinggi yang harganya pasti mahal.
Kerugian lain akibat kebocoran alat semprot adalah menurunnya daya berantas pestisida yang digunakan karena dosis per satuan luasnya menjadi berkurang, tetesan dapat menimbulkan kerusakan tanaman dan menambah paparan kepada anggota badan dan mencemari lingkungan.
Kebocoran pada nozzle, kran dan slang sangat mudah untuk diperbaiki tanpa harus pergi ke bengkel khusus, harga suku cadang paking karet dan nozzle baru tidaklah mahal, hanya bernilai sebatang rokok kretek saja.

Sabtu, 23 Juni 2012

Membuat MOL (Mikro Organisme Larut) dari Nasi Bekas


·  http                             Sumber :  http://dkwek.com/1079/membuat-mol-mikro-organisme-larut-dari-nasi-bekas/
·   
MOL = Mikro Organisme Larut, yaitu sekumpulan mikro organisme yang berfungsi sebagai “starter” dalam pembuatan kompos organik. Dengan kata lain, MOL akan membantu mempercepat proses pengomposan. Selain untuk pengomposan, MOL juga bisa disiramkan langsung ke media tanam guna menyuburkan tanah para keluarga pohon yang kita miliki.
Berikut cara membuatnya :
 
1. Siapkan nasi untuk ‘dijamurkan’
Caranya, ambil nasi sisa yang memang sudah basi atau tidak dimakan lagi kira-kira satu mangkok kecil atau secukupnya, lalu letakkan dalam wadah dan biarkan nasi tersebut basi sampai muncul jamur berwarna orange. Kalau bisa nasi diletakkan di tempat terbuka tapi jangan sampai kering. Saya biasa taruh di bawah tempat cucian piring atau di pojokan dapur, yang penting baunya tidak mengganggu penghuni rumah

Membuat MOL Nasi: Contoh Nasi Berjamur Orange
contoh nasi yang sudah berjamur orange

2. Campurkan dengan larutan gula
Yang namanya mikro organisme tentu membutuhkan makanan untuk perkembangannya. Maka kali ini yang kita gunakan adalah gula. Larutkan 1 liter air dengan 5 sendok makan gula pasir. Setelah itu, masukkan larutan gula ini ke mangkok yang berisi nasi berjamur tadi, aduk sampai tercampur semua.

Nasi berjamur setelah ditambah larutan gula

3. Diamkan sampai bau tape
Campuran nasi berjamur dan larutan gula tersebut didiamkan selama seminggu atau lebih, sampai campuran tersebut berbau tape.  Kalau sudah bau tape, tandanya sudah siap panen dan dipakai.

MOL siap panen, tandanya sudah bau tape

4. Pemakaian dan penyimpanan
Agar mudah menggunakannya, MOL yang siap panen tersebut disaring supaya ampas-ampasnya tidak ikut, dimasukkan dalam botol air mineral. 

MOL nasi siap pakai

Saran pemakaian:
Untuk dipakai sebagai starter kompos, larutkan MOL dan air dengan perbandingan 1:5. Untuk disiram langsung ke media tanam, pakai perbandingan 1:10 atau 1:15 (sesuaikan dengan ukuran pot/tanaman). Artinya, bila MOL-nya 1 sendok makan, airnya 5 sendok makan, bila MOL 1 liter maka air 5 liter, dan seterusnya, gunakan kelipatannya seperti pada prinsip pengenceran. Tujuannya supaya tidak terlalu pekat dan tidak merusak media tanaman. Penyiraman MOL bisa dilakukan seminggu sekali atau dua minggu sekali.

Saran penyimpanan:
Untuk menyimpan MOL sebaiknya diberi lubang udara sedikit supaya oksigen tetap mengalir. 
Dan juga jangan lupa ditambahkan sedikit gula pasir sebagai makanannya.

Cara Memperbanyak MOL
Daripada membuat MOL berulang-ulang, lebih baik memperbanyaknya alias menternakkannya. Caranya, bagi dua MOL ke dalam 2 wadah. Misalnya jika kita punya 1 botol MOL, bagi dua ke botol kedua, separuh-separuh. Lalu tambahkan air sampai hampir penuh. Masukkan gula pasir sesuai takaran di atas. Beberapa hari kemudian akan terlihat cairan MOL di dalam botol menjadi lebih pekat, itu tandanya MOL sudah beranak-pinak. Lakukan cara yang sama untuk membuat MOL di botol-botol berikutnya.

Update 23 Juni 2012 Setelah MOL saya bisa dipanen, saya siram ke media tanam pohon tin dalam pot di rumah. Satu sampai dua hari kemudian, langsung terlihat tunas daun baru membuka dan pecah, dan ini berlaku di semua cabangnya. Padahal sebelumnya pohon tin saya stagnan, mandek ga berkembang. Sudah diberi pupuk kandang juga masih tetap begitu. Akhirnya setelah saya beri MOL, ada kemajuan, alhamdulillah, semoga tetap membaik kondisinya





Jumat, 22 Juni 2012

CARA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DARI LIMBAH PERTANIAN






   


Pupuk Organik Cair adalah zat penyubur tanaman yang berasal dari bahan-bahan organik dan berwujud cair.
manfaat Pupuk Organik Cair adalah:
Untuk menyuburkan tanaman ;
Untuk menjaga stabilitas unsur hara dalam tanah ; Untuk mengurangi dampak sampah organik di lingkungan sekitar

Keunggulannya adalah : Mudah, murah,Tidak ada efek samping
Kekuranganya : Perlu ketekunan dan kesabaran yang tinggi, hasilnya kurang banyak.
Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buah dan sisa sayuran (wortel, labu, sawi,selada, kulit jeruk, pisang, kol dll ). Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organic (C/N ratio) maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama. Selain mudah terdekomposisi, bahan ini kaya nutrisi yang dibutuhkan tanaman.
Sebelum membuat pupuk organik cair, berbahan baku sampah organik, perlu dibuatkan dahulu pembuatan molase dan pembiakan bakteri EM., untuk bahan pengurai.
Cara membuatan Molase
Molase, yaitu: sari tetes tebu ( limbah dari pabrik gula).
Cara pembuatan molase , yaitu dengan melarutkan gula merah/putih ke dalam air bersih (tanpa kaporit) dengan perbandingan 1:1 artinya satu bagian gula dilarutkan kedalam satu bagin air.
Cara Pembiakan Bakteri EM-4.
Cairan bakteri EM dapat dikembangbiakkan sendiri dengan cara:
Bahan : Cairan EM-4 --- 1 liter ; Bekatul --- 3 kg ; Molase (dalam keadaan cair) --- ¼ liter ; Air kepala dari kelapa yang sudah tua 2 liter (yang baru di kupas) ; Air bersih tanpa kaporit 5 liter
Peralatan: Ember, Pengaduk kayu, Panci pemasak air, Saringan (kain kasa), Botol
Cara pembuatan:
• Panaskan 5 lt air air sampai mendidih
• Masukkan bekatul, molase , aduk hingga rata
• Dinginkan adonan tsb hingga suhu kamar
• Setelah dingin masukkan cairan EM, aduk hingga rata.
• Masukan air kelapa
• Tutup rapat selama 2 hari, jangan dibuka-buka.
• Pada hari ke-3 dan selanjutnya, penutup agak di renggangkan/ jangan terlalu rapat,
• Aduk-aduk setiap harinya selama ± 10 menit
• Setelah 1 minggu, bakteri sudah dapat diambil dan disaring, masukkan ke dalam botol
• Simpan botol di ruang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung.
Cairan EM turunan siap digunakan untuk membuat pupuk organik cair
Agar bakteri mendapat kebutuhan oksigen, tutup botol jangan terlalu rapat atau biarkan terbuka.
Pembuatan Pupuk Organik Cair
Proses pembuatan pupuk cair organik berlangsung secara anaerob atau secara fermentasi tanpa bantuan sinar matahari.
Bahan:
Sampah organik basah, rajang / hancurkan; masukan kedalam tong atau gallon bekas cat tembeok.
Larutan media:
• Cairan molase --- 500 ml
• EM turunan ------500 ml
• Air bekas cucian beras (cucian pertama) --- 1 liter
• Air bersih --- 7 liter
Peralatan:
• Ember tertutup ukuran. 20 lt
• Karung serat sintetis
• Tali
Cara pembuatan:
Masukkan sampah organic ke dalam tong atau ember bertutup ; masukkan larutan media ke dalam ember. Simpan selama 7-10 hari di tempat teduh dan terhindar dari sinar matahari langsung. Setelah proses fermentasi selesai, saring dengan menggunakan kain kasa. Pupuk cair organik sudah dapat digunakan.
Cara penggunaan
- Untuk pemupukkan daun caranya disemprotkan dengan consentrasi 2 cc/lt air.
- Untuk pemupukkan akar dengan menyiram tanaman (5 lt air : 10 ml pupuk organik cair).
- Untuk mengurangi bau khas pupuk organik cair dapat dicampur dengan perasandaun pandan.
Selamat mencoba